Meriam Puntung : Sejarah, dan Daya Tarik Wisata di Istana Maimun. Medan, merupakan salah satu daya tarik wisata yang sarat nilai sejarah dan budaya. Ditempatkan di dalam miniatur Rumah Adat Karo dan dikelilingi kain kuning dan hijau—warna identik Kesultanan Deli—meriam ini tampak mencolok di tengah kawasan istana yang asri.

Suasana keramat semakin terasa dengan hadirnya bunga melati di sekitarnya. Banyak wisatawan mengabadikan momen di sana, termasuk anak-anak yang mengenakan pakaian adat Melayu. Lebih dari sekadar benda kuno, Meriam Puntung menjadi simbol penting dalam kisah berdirinya Kesultanan Deli. Konon, meriam ini sudah berusia lebih dari 400 tahun dan penuh dengan kisah mistis yang melekat kuat di masyarakat lokal.
Asal Usul dan Legenda Meriam Puntung
Kisah Putri Hijau dan Pengorbanan Seorang Pangeran

Menurut cerita rakyat, Meriam Puntung berasal dari Kerajaan Haru (Aru) di Delitua, Sumatera Utara, sekitar tahun 1612. Legenda ini berkisah tentang Putri Hijau, seorang putri cantik yang konon memancarkan cahaya hijau dari tubuhnya. Ia tinggal bersama dua saudara laki-lakinya, Mambang Yasid dan Mambang Khayali, di bawah lindungan kerajaan Haru.
Kecantikan Putri Hijau sampai ke telinga Sultan Aceh yang ingin meminangnya. Namun, lamaran itu ditolak oleh kedua saudaranya karena Sultan dikenal licik dan ambisius. Penolakan tersebut memicu serangan besar dari Kerajaan Aceh.
Bahkan, saat Haru mulai terdesak, Mambang Khayali memutuskan untuk berkorban. Ia menyatukan tubuhnya dengan sebuah meriam melalui doa dan mantra, lalu menembakkan peluru tanpa henti ke arah musuh. Sayangnya, tekanan dan panas yang tinggi membuat meriam pecah menjadi tiga bagian: satu ke Desa Sukanalu (Tanah Karo), satu ke Deli Serdang, dan satu tetap di medan perang.
Daya Tarik Wisata Sejarah Meriam Puntung di Istana Maimun
Atraksi Mistis dan Nuansa Sakral
Kini, Meriam Puntung ditempatkan di halaman depan Istana Maimun. Meriam ini diletakkan di dalam replika Rumah Adat Karo dan dihiasi bunga segar, kain kuning-hijau, serta baskom air di ujungnya. Jika kamu mendekatkan telinga ke lubang meriam, konon akan terdengar suara gemericik air—fenomena yang memperkuat aura mistisnya.
Dengan panjang sekitar dua meter dan kondisi yang masih utuh, meriam ini tampak kokoh meskipun usianya sudah ratusan tahun. Akan tetapi, Setiap 1 Muharram masyarakat menggelar ritual pemandian bunga dan pembaluran minyak sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarahnya.
Jelajahi Keindahan Istana Maimun
Istana Maimun sendiri adalah destinasi wajib saat berkunjung ke Medan. Di dalam istana, kamu bisa melihat singgasana megah, koleksi foto keluarga Sultan, perabot antik Belanda, senjata tradisional, dan baju adat.
Tersedia penyewaan pakaian Melayu dengan harga sekitar Rp 20.000–30.000 untuk berfoto seperti bangsawan. Pemandu wisata juga siap berbagi kisah sejarah Kesultanan Deli. Tiket masuk ke istana Rp 10.000 (dewasa) dan Rp 5.000 (anak-anak), dengan tambahan Rp 3.000 untuk melihat Meriam Puntung.
Nilai Budaya dan Warisan Cerita Masyarakat
Simbol Pengorbanan dan Kekuatan Lokal
Oleh karena itu, Meriam Puntung menjadi simbol budaya Melayu yang menjunjung tinggi keberanian, pengorbanan, dan kesetiaan pada tanah air.
Warga lokal kerap meninggalkan bunga atau berdoa di dekat meriam karena meyakini adanya kekuatan spiritual. Akan tetapi, Tradisi tahunan di 1 Muharram tetap dijaga, menjadikan situs ini sebagai tempat sakral yang terus hidup dalam budaya Medan.
Bagian dari Identitas Multikultural Kota Medan
Cerita Meriam Puntung juga memperkaya identitas multikultural kota Medan. Sementara itu, legenda ini dikenal luas oleh berbagai etnis seperti Melayu, Karo, dan Aceh. Ia diwariskan lewat lisan, buku cerita anak, hingga pertunjukan seni lokal. Dalam festival budaya seperti Hari Jadi Kota Medan, Meriam Puntung kerap disebut sebagai simbol perjuangan rakyat.
Lokasi dan Akses Menuju Meriam Puntung
Akan tetapi, Meriam Puntung terletak di dalam kawasan Istana Maimun, tepatnya di Jalan Brigjen Katamso No. 66, Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara. Namun, lokasinya sangat strategis dan mudah dijangkau, hanya 10–15 menit berkendara dari Lapangan Merdeka.
Cara Menuju Lokasi
-
Kendaraan pribadi atau ojek online
-
Becak motor (betor): Rp 10.000–15.000
-
Bus Trans Mebidang: Halte terdekat di Kesawan
-
Parkir: Rp 3.000 (motor), Rp 5.000 (mobil)
Istana Maimun buka setiap hari pukul 08.00–17.00 WIB, kecuali saat ada acara khusus.
Wisata Sekitar Meriam Puntung
Oleh karena itu, untuk pengalaman lengkap, kamu bisa mengunjungi destinasi lain yang tak jauh dari Istana Maimun, seperti:
-
Tjong A Fie Mansion (1,3 km): Rumah bersejarah tokoh Tionghoa penting di Medan
-
Masjid Raya Al-Mashun (1 km): Masjid dengan arsitektur Moorish yang megah
-
Jalan Selat Panjang (2 km): Surga kuliner Medan seperti soto dan durian
-
Soto Kesawan: Kuliner legendaris dekat istana
Terkadang, Istana Maimun juga menyelenggarakan pertunjukan tari dan musik tradisional Melayu. Pastikan untuk mengecek jadwal acara sebelum berkunjung.
Baca Juga : Menjaga Warisan Lewat Cerita.